Minggu, 18 Oktober 2015
16.16
"16.16"
Seketika aku menoreh jemariku dan menghitung urutan abjad. Sebuah permainan kecil. Mereka bilang ketika kamu menemukan jam kembar, itu adalah huruf depan orang yang sedang merindukanmu. Semoga saja benar. Nama yang sama disela sela doaku.
Sering aku bertanya. Apakah dia juga sering menemukan 01.01 "ah mana mungkin, dia pasti sudah tertidur". Pantas saja kau tak pernah tahu betapa rindunya aku padamu.
3 tahun. "Happy failed anniversary". senyuman salah seorang sahabat melenggang bebas didepanku. Akupun hanya tertawa. Awalnya sakit untuk di dengar, namun mungkin karena waktu, aku sudah biasa. Sama seperti hati ini, otak ini, jiwa ini, tubuh ini. Apakah kamu juga pernah merasakan rindu yang sangat mendalam ketika kamu tak bisa melakukan apa apa, rasa cemburu ketika kamu bukan siapa siapa, mengubur dalam dalam rasa ingin menghubungimu karena itu takkan mengubah apapun.
Ingin kusentuh helaian rambutmu, membelaimu indah, namun melihatmu saja aku tak sanggup. Menatapmu diberbagai sosial media yang kamu miliki untuk mengobati sepercik rasa rindu dan berargumen bahagiamu saja sudah cukup bagiku. itu adalah kebohongan indahku.
"Mungkin aku sudah terbiasa"
Terluka, rindu, sendiri sudah tak pernah kurasakan. Ketika kulihat mereka yang menggebu gebu ingin bertemu dengan pasangannya. Mereka yang mengeluh karena lama tak berjumpa. Mereka yang bercerita tentang bagaimana pasangannya bersikap. Berbagai untaian kata manis. Serasa aku bernostalgia. Dulu aku iri pada mereka yang masih bisa merasakannya. Kini aku hanya berkata dalam hati "indahnya orang jatuh cinta".
Aku lupa bagaimana kita berpesan, aku lupa bagaimana rasanya terkejut, atau bahkan bagaimana senangnya melihat senyuman seseorang yang kusuka. Aku lupa bagaimana aku jatuh cinta. Bukan berarti aku tak berhubungan dengan pria sekalipun. Tetap saja berbeda. Kamu dan semua orang di dunia ini berbeda.
Sering pula aku bertanya. Apa yang membuatku suka padamu sampai hari ini. Bagaimana pertama kalinya aku mulai tertarik padamu. Akupun tak pernah menemukan jawaban pasti. Mungkin itulah mengapa aku tak pernah menemukan hati yang lain. Hatiku memilihmu tanpa alasan dan mungkin karena itulah hatiku tak memiliki alasan untuk berhenti memilihmu.
Sungguh beruntung mereka yang ada didekatmu. Dapat melihat senyummu selalu. Apakah mereka bersyukur sebersyukur aku jika aku dapat melihat senyummu?
Kamu yang kinipun berbeda. Mungkin aku bisa menyebutmu pria sekarang. Meski bukan kamu bila tanpa tingkah bodoh itu. Tingkahmu tak sedingin dulu, kamu yang sekarang benar benar membuatku ingin egois dengan menyimpanmu sendiri untukku. Terkadang aku merasa tak pantas untukmu. Wajar bukan bagi seorang wanita untuk terus merasa kurang dihadapan orang yang disukainya? Sama seperti wanita lain. Kamu adalah alasanku untuk berubah. Dan tak kusangka itu adalah kebodohanku. Sungguh konyol, namun harus aku akui. Tanpa kamu aku bukan apa apa. Seperti berjalan di tengah kegelapan.
Akupun terus bertanya dalam hatiku, sampai kapan aku akan terus begini?
Kamu adalah motivasiku dalam menggapai semua yang kumiliki saat ini. Apakah kamu percaya bila aku mengatakannya jujur padamu? Mungkin kamu hanya tersenyum. Tak salah bila kamu sekarang sudah menggandeng wanita lain. Kamu begitu mudah untuk menggait wanita yang lebih baik dariku. Tak sepertiku yang kini hambar akan rasa cinta. Seolah aku tak pernah menginginkannya. Apakah benar selama ini yang aku inginkan hanya kamu?
Terkadang aku berfikir, mungkin aku wanita terbodoh didunia ini. Menghabiskan masa remajaku untuk menantimu. Bukankah ini adalah saat bagiku untuk menikmati nakalnya sma? Tetapi nyatanya hanya kuisi dengan penantian. Alasan bodoh yang selalu menggelitik bagiku. Dengan aku menantinya maka aku bisa menahan diri dari pacaran dan fokus untuk belajar. Terkadang aku memikirkan betapa bodohnya alasan yang kubuat, seolah mengambil sisi positif dari penantianku. Namun apakah alasan itu nyata atau hanya wacana?
Sejujurnya aku juga ingin seperti mereka, aku penasaran bagaimana wajahku di depan orang yang kusuka. Bagaimana senyumku bersemi di depan orang yang kucinta. Akupun juga ingin jatuh cinta.
Sering aku berfikir untuk berhenti memilihmu. Behenti memikirkanmu. Semua bayangmu kubuang jauh jauh. Namun sampai hari ini, hanya namamu yang dapat membuat hatiku bergejolak.
Mungkin memang aku adalah wanita terbodoh. Mungkin teman temanmu menyebutku sampah. Aku penasaran bagaimana kamu melihatku, sampah ataukan orang berharga dari masa lalumu. Aku ragu kamu akan melihatku sama seperti aku melihatmu sebagai pria di masa depanku. Mungkin kamu sedang tertawa ketika membaca ini. Pengakuan kebodohanku, akupun merasa sedikit tergelitik dan sedikit beban di hati.
Aku yang membuangmu, dan aku yang berjuang dari semua ini. Namun kita pernah membicarakannya dulu. Masa lalu kita sudah bukan masalah bagiku.
Mungkin kita sudah tidak bisa bersama. Mungkin kamu sudah bersama yang lain. Mungkin memang aku harus mengakhirinya sampai sini. Meski seribu kata lelah telah terucap dari mulutku, nyatanya aku masih berdiri di sini.
Aku ingin tahu apa jawabanmu ketika aku bertanya,
Haruskah aku memperjuangkanmu dan kita akan merakitnya dari bawah atau, aku harusnya berhenti saja?
bila kau memilih untuk berhenti, mungkinkah aku akan benar benar bisa berhenti memilihmu? Dan jatuh hati pada pria lain?
Aku ingin mendengar ceritamu 3 tahun ini. Meski membuatku sakit, izinkan aku untuk mendengarnya sekali saja.
Bodoh sekali permintaanku, bukankah kita tak bisa bertemu?
Setidaknya kamu mengajarkanku bagaimana yang disebut dengan setia.
Jumat, 20 Desember 2013
Love choice
Its
a new day, new uniform, new school, new story, new life
All
past only be a past, let it be a story and dont let it steal your future
embun embun bettengger di setiap dedaunan . Basah dimana mana seolah
olah hujan baru usai tadi pagi. Udara dingin terhempas menembus kulit. tak peduli seberapa jauh jarak sekolah
baruku, asal cerah menemani, then i'll enjoy with that.
Im
just a casual girl. Kulit agak putih, hidung mancung kedalam, pipi chubby,
dengan volume otak normal +- 500 ml, juga berkacamata -2, nggak kenal feminim,
dan aku bukan anak sosialita yang buming di fb ato twitter .
~~~¤-¤~~~
New
friend, new class, new teacher, i cant waiting for that.
Nama "SMA NEGERI" terpampang rapi di atas gerbang sekolah yang
berwarna merah. Silver mengkilat diantara para merah yang sudah mulai kusam.
tidak terlalu luas. Namun tampak tinggi dengan tiga lantai yang beratap
green garden pada bangunan utama dan beberapa beratap genteng merah seperti
pada umumnya dengan satu bangunan beratap balkon dibagian paling belakang. mungkin bagi pendatang luar kota , sekilas
akan mengira sekolahan kami sebuah ruko dengan warna warnanya yang beragam.
That was my new school, bukankah warna warna yang cerah akan mengoptimalkan
kinerja otak kanan? Such a great idea .
Mataku bermain main usai aku melewati gerbang sekolah. Tak heran bila
masih sedikir murid yang sudah menginjakkan kaki disekolah, waktu masih
menunjukkan pukul 05.45.
"pagi mbak"
Aku menoleh darimana asalnya suara itu, dan kudapati senyuman yang
mengembang terpampang diwajah salah seorang satpam.
"pagi pak, monggo ..." ujarku membalas keramahannya.
Ditelusuri lebih dalam, sekolahan ini memang tergolong kecil, dengan
cabang cabangnya yang serupa terowongan. Arsitektur bangunan belanda kuno yang
dicat ulang dengan beragam warna. CCTV bertengger disetiap sudut ruangan.
Beberapa fasilitas modern tersedia disini. Dan satu diantara semua yang paling
kusuka adalah .. Free wifi.
Aku bukan tipe sosialita, dan terkesan
menarik diri, itulah sebenarnya yang membuatku ragu akan mendapatkan teman
disini
Sedari melangkah menyusuri lobby, aku mendengar langkah kaki dari
kejauhan, semakin mendekat, dekat dansemakin dekat, suara itu semakin jelas
dengan hentakan beratnya, walau begitu aku tak menghentikan langkahku, hingga
tiba di percabangan lobby, tiba" seseorang datang dari cabang kanan, dan
menimpaku. Satu senti lagi, hidung kami akan bertemu.
just like a story, kertas kertas berserakan disekitarku, matanya yang
menemukanku diantara kebingungan. Mata sipitnya yang penuh misteri seolah olah
memintaku untuk tetap diam.
"5 menit lagi pelajaran akan dimulai" bel masuk menyadarkan
ku, begitu pula dia yang segera bangkit dan mengusap wajahnya.
ia segera berdiri, memungut bukuku yg jatuh berserakan lalu menyodorkan
tangannya .. "sorry,gue tadi buru", sorry ya" sinar mentari dari
jendela besar arsitektur belanda tua memberi gradiansi gelap terang disebagian
badan tegaknya, senyum kecilnya mengembang sendari diikui sepasang lesung yang
membingkai wajah.
did im in paradise?
tiba tiba sesuatu mnyeruak dalam hantiku tanpa permisi. Mendiaminya dan
menghngatkan relung jiwa yang selama ini hampa.
"hey". lamunanku terpecah. Ia menoyondongkan badannya sehinggs
hanya ada jarak beberapa centi sntara wajahku dan wajahnya.
Wajah linglungku terpampang dan membuatnya tertawa menampilkan jajaran
gigi putih yang tertata rapi, menekan lesung itu semakin dalam. Matanya yang
sipit seolah" hilang mengikuti setiap tawa kecilnya. Dan tak tersadar
senyumkupun ikut berkembang.
"maaf, kamu kenapa?" ujarnya sambil menyodorkan telapak
tangannya "ng nggak nggak, nggak papa kok, thanks" ujarku sambil
menerima bantuannya.
Ia mengangkat tangan kirinya sambil menggeser ujung lengannya, dan
membaca waktu melalu jam Army Swiss bertali hijau dongker
" maaf ya, aku buru", duluan ya .. See you next time"
Ujarnya sambil melangkah menjauh dengan cepat disertai lari kecil
beberap kali . Who was that?
~~~¤-¤~~~
Aku
bukan tipe" anak cerdas bawaan, udah gitu IQku tergolong atasan rendah ,
so aku musti kerja keras buat nyetak nilai bagus, thats why i always use the
front chair, yang biasanya kosong, kali ini bakal ku isi.
bel berbunyi, bertada sekolah pertamaku akan dimulai, rngkaian nada
piano membawakan suasana semangat rupanya biasa dikumandangkan disini
aku mngamati setiap wjh tman baruku, sedikit"
melihat lebih dlam untuk membaca watak
. bapak Dwi guru Sbd masuk dengan slam yang dawali nada tinggi ssehingga
memecah keramaian ...
Semua kegiatan kami awali doa, dan lalu pak dwi meminta kami untuk
memperkenalkan diri dengan berdiri dan lalu menyebutkan nama, "pagi ..
Saya Hamano Michiyo, panggil aja michi"
~~~¤-¤~~~
Suara hentakan kaki lari semakin jelas seiring wktu terus berdetak,
barulah muncul batang hidungny setelah beerapdetik kemudian.
keringatnya mengalir melewati telinga. ia mmbungkukkan badannya dengan
tangan memegang lutut dan rambut panjangnya yang terurai semburat menutupi
wajahnya ibarat ju-on. Kelas terasa hening sesaat, semua mata tertuju ke depan,
padanya yang tampak misterius.
nafasnya yang begitu berat
terdengar jelas seolah olah menguasai atmosfer. Ia menyibakkan rambutnya dan
menegakkan badannya, wajahnya putih pucat menjelaskan lelah letihnya begitu
jelas. Bibirnya merah pucat mengebangkan senyum manis yang membarakan semangatnya
diikuti wajahnya yang berybah begitu ceria.
"pagiii :)”
"kamu habis ngapain nduk?" ujar pak dwi sambik mengamatinya
dari bawah ke atas "yawes,
perkenalano.."
ia memutarkan badannya 45derajat kek kanan, lurus di depanku "hai
rek, namaku Kinanthi Ratih, just call me Kikin " saranya lantang, manis,
manja, dan waahnya ceria, rupanya sekilas ia dapat megikat hati beerapa pria
sekaligus.
Usai pekenlan, ia di perkenankan duduk, dan ia memilih duduk
disampingku. Tak lama kemudian, sosok lelaki datang dengan wajah tertutupi
tumpukan kertas yang ia bawa . Thats look soo heavy, sehingga menarik kuat
sebagian uratnya. He looks like love sport ... Dan sosok lelaki yg berada
dibelakangnya mengambil kertas" yg jatuh tertera angin.
Lelaki itu meletakkan kertas"nya dan lalu diberikan isyarat oleh
pak Dwi.
Mereka meletakkan kertas" tersebut diatas meja guru, dan lalu,
lelaki yang tadinya menjadi pemungut kertas itu mengawali perkenalan.
"halo rek, namaku Aji Purnama Putra, panggil aja aku Putra, aku
dari Bandung" love indonesia, kulit agak item, senyum yg ramah dan renyah
diikuti mata lebarnya yg menyipit juga sepasang lesung pipit yang mengembang.
Sederhana dengan tutur bahasa indo mix jawa medho', tinggi lebih kurang 162
dengan badannya yg agak kurus.
Dan yang satunya, dia ...
"pagi, namaku Dmitri Lavanoc, just call me Dmitri" trhere's
always a smile in your face. Dia laki" yg tadi, ..
Tingginya sama dengan Putra, namun kesan kurus Putra membuatnya tampak
lebih unggul biar hanya sedikit. Seragamnya agak nggak rapi, dengan baju yg
sebagian keluar dari celana, juga sepatu skate yang sebenarnya dilarang
disekolah, namun ia berhasil menumbuhkan kesan cool diantara kenakalannya
tersebut. lesung itu bermain main nengikuti setiap kata yang terucap. ia tetap
tampak manis dengan mata sipitnya. There was something else in mind ..
~~~¤-¤~~~
Kikin
... Smart and free ... That what i see in him
Dibalik
wajah ceria, kedewasaan tumbuh mengikuti umurnya yg setahun diatasku..
"eh, kin, michi .. Ayo maen ToD"
Logaritta Fesha, just call him Itta, si kecil dengan suaranya yang
besar, lebih tepatnya cempreng tapi keras, thats him. Sejak pertama bertemu,
dia punya karakter sendiri :) dan sesuai namanya, ia selalu punya tempat untuk
Matematika.
Dan disampingnya, ahli Biologi .. Diversia Mahdah, alias Cia.
Hitam manis dan berkerudung, kesan pertamaku dari dia cukup satu kata
"kalem".
aku dan kikin memjtar posisi 180 derajat kekanan sebelum pensil biru itu
di putar.Itta meletakkannya di tengah dan lalu memutarnya searah jarumjam,
seiring waktu mulai melambat dengan gerak GLBB. dan sang pensil birupun menunjukkan
pilihannya, it's Cia.
"truth or dare?" dengan tanggap Itta nyamber pertanyaan yang
hendak keluar dari mulut Kikin seraya dia membuka mulutnya.
"Truth aja deh .."
"anak cowok sapa yang kamu suka dikelas ini?" samber kikin sekali
lagi..
"enggak, gakada, kan kita baru disini ..." ujar Cia ngeles.
"ciyee .. Ngeless" kikin akhirnya mengeluarkan suaranya.
"believe us, kita gak bakal mbocorin kok" suaraku sok lembut
berusaha membangun kepercayaan dalam dirinya.
"oke .. Tapi jangan bilang sapa" yaa .."
Serentak, Kikin, Itta dan aku mencondongkan wajah ke Cia demi mendengar
nama yg ia sebut dengan jelas .
"hmm ... Dmitri Lavanoc"
Kikin dan itta seraya menyoraki Cia, berbeda denganku yang hanya membisu
dan menatap matanya dalam untuk mencari kebenaran. Pelan" senyuman
mengembang, but that was a fake smile. My heart are still silent.
Setelah hari itu, aku mulai mendengar isu" tentang Dmitri.
Kedekatannya dengan beberapa temanku. Terkadang aku biasa saja mendengar isu
isu itu berlalu lalang ditelingaku, namun sejujurnya hatiku meronta ronta
kesakitan.
aku
berusaha mengubah main set ku dengan rasa suka menjadi sekedar kagum. Sebelum
semuanya terajadi ...
berkorban
sebelum penyesalan yang mengakhiri.
~~~¤-¤~~~
Bel istirahat berbunyi, just like usual. Alunan piano ..
Aku memasukkan barang"ku dan hanya meninggalkan tempat tulis di
atas meja. Itta sudah ke kanti duluan. Sedangkan aku harus menghitung uang kas
kelas terlebih dahulu. And .. Done. Aku berdiri dan lalu membalikkan badanku
menghap tas untuk memasukkan kembali uang kas.
Kulihat cia duduk dengan wajah muram masam, dan Kikin disampingnya.
Kurasa ia tak menyadari kondisi Cia. Sedari tadi, aku mendengar gelak tawa
lantang, dan baru aku sadari bahwa itu suara Kikin dengan Dmitri. Terlihat
jelas dengan posisinya yang menghadap belakang ke Dmitri.
canda gurau tersirat diantaranya yang menyiratkan pula bara cemburu bagi
cia. ia bagaikan mendung diantara langit yang cerah. Tawa tawa lantang itu
seolah tak medulikannya, malah membuat hatinya semakin getir . Aku menatap Cia,
dan begitu pula Cia padaku. Aku hanya memberinya senyum kecil, seolah olah
berkata "sabar".
Cia membalas senyumanku sebelum ia
menyandarkan kepalanya dimeja.
Kurasa aku tahu apa yg dirasakan Cia.
Karena rupanya diam diam rasa itu mulai mnyelubungi hatiku
melihatnya begitu akrab dengan tawa tawa lantang seolah olah kami berada
di dua atmosfer yang berbeda.
Diantaranya hanya ada kehangatan dan keceriaan. Sementara aku merasa
suram dengan hati yang pelan pelan mulai meruntuhkan sebagia serpihnya..
Aku terhentak ketika seseorang menepuk
pundakku, and that was Putra.
"gak ke kanti a
kamu?"
"ah , enggak, kamu mau ke kantin? Nitip gih?"
Putra hnya tersenyum simpul ... "apa?" tanyaku merespon senyum
simpulnya.
"ke kantin bareng aja?" ujarnya sambil menarik tanganku keluar
kelas.
Aku terus menatap wajah Putra.
Rupanya sebagian nyawaku masih tertinggal disana sehingga aku terserang virus
linglung.
"apa?" ujarnya sambil berbalik menatapku.
"enggak" aku menunduk, melihat kaki kami melangkah bersama.
Rasa hangat menyeruak dalam hatiku.
seolah olah putra berusaha menenangkanku.
Bagaimana ia tahu kondisiku?
aku menanyakannya dalam hati..
"put, lo liat Dmitri sama Kikin tadi nggak?, kok kalo gue yang
liat, seolah olah hati gue dihujanin pisau gitu ya ._. Lo sebenernya tau gak
sih Put?"
"lo mau beli apa? Gue traktir "putra sibuk memilih jajan,
sedangkan aku melihatnya saja malas.
Tiba" sebatang lolipop mendarat di depan wajahku persis.
aku mengambilnya dan lalu menyadari bahwa
yang memberikan itu putra.
"Jangan sampe harimu jadi buruk cuma gara gara sebuah hal kecil.
Lolipo bisa bikin kita merasa nyaman"
Aku menatapnya speechles, seolah olah sesuatu menerangi hatiku.
word's have a power. And that was your
power.
"hahaha, apaain sih put ... Permen itu bisa bikin rasa manis, asem,
pahit ... Bukan nyaman" ujarku seolah olah mengejeknya. Dan perjlanan kami
diwarnai gelak tawa dengan sentuhan canda candanya.
Dan putra benar, lolipop bisa bikin
nyaman. Entah lolipop atau orang yang disampingku, tapi aku merasa nyaman.
dan jangan hancurkan harimu yang sudah kamu buat seindah mungkin dengan
hal kecil yang bodoh.
Diantara
orang orang yang akan memberimu air mata,
Pasti
ada orang akan memberimu canda tawa.
hanya
saja teradang kita terlalu sibuk dengan dirinya yang berbagi luka,
sehingga
tak menyadari kehadirannya.
~~~¤-¤~~~
Dmitri is dmitri. Dia selalu jadi dirinya sendiri, cool and friendly.
Mungkin dengan alasan yang sama beberapa wanita memilihnya untuk menjadi
singgahan hati, dan dengan alasan yang sama .. Aku takut, aku takut benar benar
menginginkanmu sehingga terlalu mudah bagiku untuk rapuh karenamu. Bukankah
kita baru kenal beberapa hari yang lalu? Bukankah pertemuan kita yang masih
singkat setidaknya mempermudahkanku tuk melepasmu?
terkadang tak ada salahnya melepaskan sesuatu yg kita sayangi untuk
sesuatu yg lebih baik. Dan aku lebih baik melepaskanmu sebelum aku benar benar
memilihmu dan teralun alun dalam kepedihan...
Grrr ... Grr ...
Pikiran yg sedari tadi bergelamutan diotakku terpecah menyadari sebuah
pesan masuk ke hpku.. Nomor asing (?)
"woi"
"sapaya?"
Jujur saja dengan suasana hati yang tak menentu begini, aku akan dengan
mudah mengabaikan semua di sekitarku. Termasuk handphone, dan aku baru
menyadari ia sudah mengirim balasan tuk kedua kalinya.
"Dmitri :)"
"Dmitri Lavanoc :)"
rencana tuhan memang terkadang sulit untuk di mengerti. Tetapi
percayalah bahwa tuhan memiliki kehendak yang lebih baik dari rencanamu. And
love's like a butterfly, didatengin pergi, ditinggal pergi malah dateng. Ketika
aku berkehendak untuk melupakan, kamu datang seolah olah berkata jangan. aku
tak bisa berbohong bila hatiku serontak bahagia. Aku menyadari apa yang
kulakukan. Semua ini hanya akan mempersulit keadaanku sebagai
"nothing"..
~~~¤-¤~~~
On
chat, endless talking
On
real, awkward
semilir udara yang memainkan rambutku dengan manja. Jingga menghiasi
angkasa dengan sedikit kesan merah di ufuk timur. Sore hari terlukis indah
dibalkon sekolah.
"why do falling in love's easy even it doesnt right"
tiba" seolah kata" itu berbisik ditelingaku dan membesht dalam
otak. Yeah, why do falling in love is easy even it doesnt right?. Kenapa orang
bisa mudah suka walau terkadang mereka baru saja bertemu. Semudah itukah yg
dikatakan suka. Semudah itukah yg dikatakan sayang?
"why do falling in love's
easy even it doesnt right?"
Kata" itu terdengar sekali lagi.
aku menoleh dan baru menyadari bhwa sedari tadi aku terlalu sibuk
bermain main dengan pikiranku sehingga tak menyadari Putra yang sudah berdiri disampinhku
sejak beberapa menit yang lalu.
"ngapain lo disini?" ujarku sambil meliriknya sinis ..
"galak amat sih mbak"
"hahaha ... Apasih Put, ngpain lo disini?" ujarku sambil
memukul lengan kirinya.
putra teralun dalam tawa sejenak hingga tawanya bear bnar berhenti dan
mengalihkan pandangannya ke taman belakang sekolah. kali ini tatapannya begitu
damai.
"ci, why do falling in love is
easy even it doesnt right?"
Aku menatap wajah putra, mencari kebenaran dari kata" yng baru saja
terucap dari mulutnya.
"why do falling in love is easy even it doesnt right?" ulangku
samar. Putra berbalik menatapku, and here we are. Ketika mata dua insan saling
bertemu dan masuk sedalam hati yang kesepian.
"this's live, gak ada sesuatu yg pasti, dan semua yg gak pasti
adalah warna dalam hidup kita, karena warna nggak cuma suka, duka dan lara,
semua ada biar hidup kita sempurna .."
Silent~
"ci, lo tau, kalo warna itu dateng dari suka duka, berarti lo suka
duka gue. Kalo emang lo cuma duka gue, tetep cuma lo yg bisa nyempurnain hidup
gue ... cs beautiful things are never perfect"
Mentari senja bertengger dibalik tubuhnya, membentuk siluet yang berdiri
tegak diantara kami.
"gue gak minta apa" ci, awalnya gue pikir, mungkin lo butuh
waktu buat kenal siapa gue, tapi, gue rasa gue salah, cinta gak butuh waktu,
melainkan keberanian untuk mengungkapkan."
"biarpun gue tau lo suka ... "
~~~¤-¤~~~
Dmitri mulai jarang sms, dan aku mendapati sesuatu yg janggal
Bukan kata" manisnya yang selalu diobral, sebenarnya, kata"
itu terlalu sering ia katakan sampai manisnya habis, dan bukan hanya padaku.
Selain itu, pada saat tertentu, ia akan mengirim pesan dengan alasan hp sepi,
ketika aku menerima permintaannya, kami terlibat 1 2 percakapan, dan lalu ia
menghilang. Oke, aku bukan siapa siapa, tapi tetep hargai aku.
Lama" rasa sebal tumbuh. Orang yang lagi suka emang lebih gampang
benci karena lebih berharap, itulah kenapa orang bilang benci berarti sayang.
Tapi .. Kali ini aku bener bener sebel..
Berpikir bahwa semua hanya ketertarikan sesaat sehingga aku tak perlu
berharap banyak.
Putra yang tak pernah merubah sikapnya sejak hari itu, aku suka
perhatiannya ... Andai itu dia
Aku terus berusaha menghapuskan dmitri dari fikiranku, seperti kata
Itta. Ya, dialah yg tahu semua ttgku.
It's saturday, end of a week.
Cia, lala, kikin, dan itta mengajakku makan suatu makanan yang pasti ada
di setiap sma. Apalagi kalo bukan mie ...
Mood makanku tersusun kurang baik hari ini, jadi aku hanya memesan
segelas jus alpukat yang kunikmati sedari mendengar celotehan itta, cia dan
lala sambil menyantap mie gorengnya. Disela selanya terbesit canda gurau.
Berbeda dengan kikin yang sibuk dengan smart phonenya. Aku tak pernah
tahu betul apa yang ia lakukan didalam hp itu. Namun ia mengetahui semua gosip
sekolah yang biasnya aku tak tahu sedikitpun.
cia dan lala menyisihkan mangkuk mienya. Melihat kedua temannya sudah
selesai, itta bergegas menfhabiskan mienya tak peduli bercak bercak yang
menghiasi sekitar mulutnya.
Aku menikmati jus alpukatku sambil mengamati setiap sudut kantin.
Katakan saja ini baru pertama kalinya aku mkan dikantin sejak namaku terdaftar
menjadi murid disini.
Letak koprasi dan kantin kami terpisah jauh, sehingga aku lebih suka sekedar membeli jajan di
koprasi dan menghabiskannya dikelas.
disudut sana, dia bersama teman temannya.
aku tak tau apa yang mereka bicarakan, apa yang mereka tawakan, aku hanya dapat
melihat tawa disela canda guraunya. sesuatu terlahir dalam otakku, muak ... Ya
aku muak melihatmu. Namun hatiku merasakan kehangatan ketika senyuman itu
mengembang dan tak tersadar, hal yang sama melukis diwajahku. Love is a
beautiful pain.
Terkadang, tidakkah kau pikir bahwa cinta itu aneh?
Terkadang temanmu berusaha menghiburmu, dan tak semuany berhasil, atau
mungkin kau tak ingin membuatnya kecewa dengan skedar melahirkan fake smile
diwajahmu.
Namun ketika kau melihat orang yang kau cintai bahagia, seolah olah kau
teralun kedalamnya.
Yeah, that's love ... And i like that little things. Did that heard stupid?
love make you do many stupid things but you
like that, why? Beczuse that's love.
katanya, kita dapat merasakan seseorang yng
sedang memperhatikan kita. dan Dmitri membuktikan bahwa opini itu fakta.
Ia menoleh kepadaku. Aku yang baru saja tersadar dari duniaku segera
memalingkan muka.
Entah ia memang mengerti atau bagaimana, namun yang jelas ... Ia
tersenyum. Walau aku hanya dapat melihatnya samar dengan curi" padang.
Senyumannya lebih dari sekedar desir ombak yang mmberikan ketenangan. Namun
juga membuat hatiku serontak bahagia. Why? I dont know.
cinta dapat membuatmu bahagia walau dengan sesuatu yang kau sendiri tak
mngerti apa. Karena cinta ... Tak tertafsirkan dan bukan untuk ditafsirkan,
melainkan untuk dirasakan.
seseorang melewati bangkuku dan sedikit mnynggilnya. Aku yang terkejut
serontak membalik badan dan mencari tau siapa.
Ia menoleh padaku, memandang tepat dimtaku walau tak menghntikan
langkahnya. Bgitu pula aku yang seolah olah terhipnotis dan jatuh kedalam
tatapannya.
That little smile was born .., did it for me?
Pipiku berbias merah dengan senyum kecil yang mengembang diantara
sepasang lesung yang tertarik kedalam.
seolah olah hanya ada kami berdua di dunia ini. Apa artinya semua ini?
aku hanya dapat memandangnya walau ia sudah
memalingkan wajahnya. Melihatnya semakin jauh dan hilang diantar gedung gedung
sekolahan.
Hal itu terdengar bodoh. Namun hatiku merasakan kedamaian yang tak mudah
terciptakan.
That
was really stupid, but i love it.
~~~¤-¤~~~
Kami sedang praktek bio menggunakan mikroskop. Putra berkesempatan
berkelompok denganku. Sebenarnya, dia lelaki yg gentle. Berani mengungkapkan
perasaannya secara langsun dan mau menerima kenyataan, tetap pada pendirian dan
professional. Bahkan ia dengan mudah dapat melelehkan Badmoodku. Tapi itu
sesaat sebelum aku melihat kikin dan dmitri sedang menggunakan mikroskop bersama.
hal itu terdengar biasa. Namun bagaimana
dengn melihat hasil mikroskop bersamaan. Lensa kanan untuk mta kiri Dmitri, dan
lensa kiri untuk mata kanan Kikin. Mungkun bagi mereka , hal itu masih
terdengar biasa walau sedikit terkesan romantic.
namun terkadang cinta akan membuat hal kecil menjadi luar biasa, itulah
mengapa hatiku membara. Seakan" semua membisu. Yg ada di dunia ini hanya
mereka berdua. Aku terpaku bisu. Mataku tegang. Seolah olah ultimatum menyerang
hatiku. and like usual, putra peka akan hal itu.
"ci ... ?"
"haa?"
"lo kenapa"
Liat dmitri, putra liat dmitri ! Batinku terus memberontak. And again a
fake smile
"nggak gapapa"
badmood yang sempat diruntuhkan putra, kini terbangun kembali, bahkan
lebih kuat. Dantara canda gurau putra, aku hanya tersenyum simpul. Dan tentunya
putra peka.
Bel pulang sekolah berkumandang. Semua murid dengan sigap membereskan
alat praktek walau pak guru belum memberi aba".
Aku berjalan disamping itta, setelah keluar dari lab, seseorang
memanggilku dari belakang. Kutengok dan mendapati kikin keluar kelas bersama
dmitri. Nampaknya mereka terlalu teralun dalam dunianya sendiri sehingga tak
menyadari bahwa sepasang mata sedang memperhatikannya.
"michiii..."
Namaku dikumandangkan lebih keras lagi, setelah kucari sumber suaranya,
ternyata suara putra yang sedang bertengger di pintu lab bio.
"apa put?" ujarku sambil mendekat
"nih ..." putra menarik tanganku dan lalu meletakkan sbungkus
cokelat diatasnya.
"tadinya aku beli coklat ini buat kumakan sendiri, tapi terciptanya
cokelat ini akan lebih berharga kalo kamu yang makan"
Aku menatap mata putra dalam, "maksudnya?"
"cokelat bisa mengurangi badmood pemakannya, jadi aku kasih cokelat
ini kekamu ... Emang aku gak sehebat dia yang bisa mengendalikan moodmu, tapi
aku harap, coklat ini bisa"
and there was born a little twin smile. In my face, and your face.
sebelum aku meninggalkan
putra, ia sempat memanggilku lagi dan lalu mengambil coklat yang baru ia beri.
Aku sempat bingung, otak berkerja terlalu singkat, sehingga menyimpulkan bahwa
ia menginginkan cokelatnya kembali, tpi ternyata aku salah.
ia seperti orang bodoh dengan
mengusap usap dan menasihati sebatang
cokelat, tapi itu manis.
"cokelat, jaga michi yaa ... Aku nggak bisa mengendalikan moodnya
dia, jadi aku minta tolong sama kamu ... Palingg nggak, tolong hapuskan
badmoodnya"
Aku tertawa terpingkal pingkal
melihatnya. Begitu pula itta walau cari kejauhan. Dan lalu aku tersenyum ketika
ia berkata
"aku
ingin senyumnya itu selalu ada walau bukan untukku"
~~~¤-¤~~~
ternyata, badmoodku terbawa sampai rumah. Sehingga aku memutuskan untuk
menelpon itta dan lalu menceritakan semuanya.
"ci, lo ngapain mikirin orang
yang bahkan gak mikirin lo? Padahal disamping lo ada orang yang sayang sama lo
. Lo sendiri kan yang cerita kalo putra itu gentle?"
Aku memandang diriku dalam kaca, seakan" mencari pencerahan dalam
diriku sendiri
"ta, iya, lo bener .. Putra gentle, perhatian, baek ... Tapi
percuma dia selalu ada disisihku, aku selalu bareng dia, , tapi hatiku ...
Nggak ada disana, .. Gue cuma pengen bareng orang yg bener" gue sayang ...
"Yg gue sayang bukan karena dia milih gue, yang gue sayang bukan
karena materinya, tapi yang gue sayang karena hati gue yg milih ..."
"oke ci ... Gue ngerti"
itta membisu untuk sesaat ...
"ta ... Bukan maksud gue ...""elo mau sama orang yang lo
sayang, tapi gak sayang lo ... Ato sama orang yangsayang lo, meski elo mendem
sayang ke orang laen? Bisa aja lo cuma butuh waktu? Lo selama ini enjoy kan
sama putra?"
ujar itta memotong ucapanku,
"that was fake ta ... Lo tau sendiri ..."
"terserah lo ci ... Cuma itu pilihannya ..."
aku menatap coklat pemberian putra yang kini ada di tanganku.sebearnya
ada tiga pilihan ta, menyayangi tak disayangi, disayangi tak menyayangi, atau
tidak keduanya?
Aku cuma pengen bareng orang yang gue sayang, gue lelah fake smile
terus.
apakah aku salah? Apakah aku salah bila
mengharapkan kebahagiaan yang semata mata tertuju padaku?
so what must i do?
Kamis, 11 Juli 2013
Masih Menunggu (cerpen)
Apa yang istimewa dari tempat
itu? …
Scene kota Hyogo (Jepang) ? …
bukan
Taman bunga dibelakangku? …
bukan, aku seorang lelaki
ini pohon cherry yang rindang? …
mungkin, tapi bukan karena itu
Kenangan dengan kekasih ? … hey,
aku tak punya kekasih
Atau karena sekolah megah
disampingku itu? … … bukan juga
Tak ada yang istimewa … tapi aku senang berada disini … dibawah
pohon chery ini … walau aku sendiri … aku tetap merasa … bahagia …
Jarak rumahku yang cukup jauh
tak mencegahku tuk tetap kembali. Jam pulangku yang lebih pagi memberiku waktu
luang tuk melepas kejenuhanku disini, melihatmu dicendela sekolah itu. Walau
dari kejauhan … kau tetap terlihat cantik. Aku bahkan tak mengenalmu, tapi
hatiku terus memintaku tuk kembali. Dan kau sadari itu. Sesekali kau membalas
tatapanku, dan lalu berpaling. Akupun menyadari senyumanmu melukis disana.
Suatu hari kita bertemu. Tuk
pertama kalinya aku bisa melihatmu begitu dekat. Seolah senyum kecilmu itu
menyadarkanku … aku tak pernah salah tuk memilihmu. Kita saling mengenal dan
berbagi tawa, hingga seorang lelaki datang dengan ramahnya dan menyapaku.
Kupikir ia mengijinkanku tuk mengenalmu lebih dekat … tapi aku salah. Ketika ia
membawamu pergi dari hadapanku, ia menatapku begitu tajam seolah ia membenciku.
Ku sadar … ia ingin aku menjauh darimu. Melihatnya menggenggam tanganmu cukup
tuk sekedar meretakkan bagian dari hatiku. Tapi aku sadar aku siapa?. Bahkan
kau bahagia berada disampingnya.
Salahkah bila ku mencintaimu?
Aku bahkan takkan merenggutmu darinya …
Malam itu aku kembali, bukan
untuk menatapmu di cendela itu … kau bahkan tak berada disana. Sekali lagi aku
bertanya … “salahkah bila kumencintaimu?”. Bintang berhamburan diangkasa …
sesekali kunang kunang terbang remang remang seolah olah ia adalah bintang yang
jatuh mendekatiku.
Tadinya aku merasa sendiri,
namun tidak lagi setelah aku menyadari sepasang kekasih di bangku taman itu.
Wajahnya seolah tak asing bagiku. Ia menyadari aku sedang mengamatinya dan
menoleh padaku. Ya, aku tak mengenalnya … tapi aku tahu ia siapa …
Kucoba tuk menceritakannya
padamu, kau bilang … “dia tak seperti itu” … mengapa kau berbalik marah
padaku?. Ya, aku berbohong tuk mengaku aku salah dan kata maaf palsu itu. Aku
takkan memaafkan diriku sendiri bila membuat selaput bening itu terhempas
menjadi tetesan kristal bening. Kuraih tanganmu dan menjatuhkanmu dalam
pelukanku. Sekali lagi sebuah kata maaf palsu itu terlontar dari mulutku. Mungkin
aku tak bisa membuatmu menyadari kenyataan, tapi setidaknya aku bisa membuatmu
merasakan ketenangan.
Setelah hari itu, sulit bagiku
tuk menemukanmu. Bahkan di balik cendela itu bukan sosokmu lagi. Sebesar itukah
kesalahanku hingga kau membuat sekat diantara kita? Salahkah aku bila
mengatakan kenyataan padamu?
Terkadang aku menangkapimu bersamanya
dikeramaian. Bagaimana bisa ia melakukan itu padamu. Dengan senyum palsunya ia
menyentuh rambut dan pipimu. Namun dalam dirinya, ia memikirkan wanita
lain, bagaimana bisa hatinya terbelah
tuk banyak wanita dalam satu saat. Benarkah ia mencintaimu?. Ia menyadari aku
disana dan lalu membawamu pergi ketempat yang tak tergapai oleh pandanganku.
Mengapa? Ia takut aku menghancurkan kencan kalian? Aku takkan melakukan itu …
aku bukan orang seperti itu. Mungkin aku akan membiarkan orang yang kucintai
berbahagia diatas air mataku.
Tuk kesekian kalinya, aku
mendapati kekasihmu itu bersama kekasihnya yang lain. Aku selalu ingin
menceritakannya padamu, tapi aku tahu. Aku hanya akan mengundang tangismu.
Bahkan kau lebih memilihnya dari pada kenyataan. Kau tak pernah mengerti apa
yang ia lakukan dibelakangmu, atau memang kau tak ingin mengerti. Aku benci
ketidak tahuanmu, tapi aku hanya dapat membiarkan waktu mengalir apa adanya…
Disuatu malam yang sunyi, seolah
olah aku melihatmu di ayunan taman kota. Kuberanikan diriku tuk mendekat dan
itu memang dirimu. Kau coba tuk menyembunyikan wajahmu yang sayup itu. Kau
pernah melakukan hal yang sama untuk alasan yang sama. Lelaki itu …
Namun kali ini … aku mencoba menenangkanmu.
Izinkan aku mengusap air matamu, namun kau menghempasnya. Kau bilang … “aku
baik baik saja, pergilah …”. Aku menyadari arti ucapanmu itu.
“ mengapa kau berbohong? Air mata takkan
mengubah apapun …” kau berhenti menyembunykan wajahmu dan kembali menatapku.
“mengapa kau buang air matamu tuk lelaki
sepertinya? Sampai kapan kau akan menangis seperti orang bodoh?”
Kau bangkit dan mengucapkan kata yang selalu
kudengar dari pembela’anmu …
“ia tak seperti itu …”
Kali ini sulit tuk mengulangi kebohonganku,
kurasa sudah cukup kau tersakiti. Sampai kapan ia akan membuang cinta yang kau
berikan dengan tulus?
“lalu untuk apa kau menangis? Bila ia memang
baik untukmu … mengapa ia tega membuatmu menangis tuk berulang kali? mengapa ia
mau membuat orang yang ia cintai menangis?”
Kau terdiam tuk sesaat, menatapku dan lalu
merunduk …
“cinta itu buta …”
Kali ini aku tahu, sesungguhnya kau menyadari
kenyataan … namun mengapa kau terus mengabaikannya? Mengapa harus diteruskan
bila tak membuatmu bahagia?. Ya … aku tahu cinta itu buta, dan kau terbutakan
oleh cinta yang bahkan tak kau milikki. Aku tak tahu harus bagaimana … bahkan
sayangku tak cukup tuk menggantikannya. Aku meraihmu dan mencoba menenangkanmu
dalam pelukanku.
“kau tahu ia bukan lelaki terakhir dimuka bumi
ini …”
Ia menatap mataku dan mengatakannya perlahan …
“tapi aku tak bisa meninggalkannya”
“kamu takkan mengerti apa yang akan terjadi
sebelum kamu mencoba, semua butuh waktu”
Aku tahu aku berhasil membuatmu lebih tenang
dengan sepetik senyum kecil yang sudah lama kurindu itu.
Sehari setelah itu, kudapati kau sendiri
dibawah pohon chery. Bukankah seharusnya kau bersama kekasihmu itu …?. Namun
aku takkan bertanya sebelum kau cerita, dan pada akhirnya … kau mengatakannya …
“hubungan kami sudah berakhir …”
Sepetik kata itu mengundang kedamaian dihatiku.
Ku tahu pada saat yang tepat, kau akan
menyadarinya …
Hari itu telah lama berlalu, dan hingga hari
ini kita masih tetap bersama walau hubungan kita sebatas teman. Ku tak pernah
mengungkapkan perasaan itu hingga kini. Karena ku tahu. Walau aku selalu ada disampingmu,
mendengarkan setiap ceritamu dengan baik walau terkadang hatiku terluka dan kau
tak menyadarinya. Tetap bukan namaku yang ada dihatimu. Lelaki itu sudah
menghilang dari kehidupanmu, namun masih mendiami hatimu …
Bahkan kau masih mencintainya ketika ia tak
mengingatmu …
Sesekali kau bercerita tentang sosoknya kini
dan kau terlihat bahagia. Tidakkah ada sesuatu yang mengganjal dihatimu
tentangnya dimasa lalu. Mengapa masa lalu yang kelam terasa begitu indah
bagimu. Apakah kau menyembunyikan sesuatu dariku?. Ingin sekali ku mengatakan
“tolong berhentilah bercerita tentangnya …”. Namun selalu kubungkam keinginanku
itu. Kuhanya tersenyum dan mendengarkannya dengan baik, walau hatiku meronta
kesakitan.
Mungkin kau butuh waktu untuk melupakan
sosoknya yang begitu kau cintai dimasa lalu. tidakkah kau sadari perasaaku?
Atau kau memang berpura-pura tak peduli? Aku masih disampingmu, dan selalu
disampingmu. Walau aku tak pernah tahu sampai kapan hatiku sanggup bertahan.
Aku masih disini … disampingmu … bahkan ketika
kau lebih memilih tuk mencintai lelaki lain. Apakah aku juga terbutakan oleh
cintamu? Apakah aku telah melakukan suatu hal yang gila tuk mendapatkanmu?
Tidak. Aku hanya mencoba tuk bertahan, mungkin semua butuh waktu, waktu bagimu
tuk menyadari perasaanku, tapi sampai kapan? Apakah selama ini kau menganggapku
sekedar teman? Mengapa kau selalu bungkam?
Seseorang pernah mengatakan padaku. Bintang
yang paling terang adalah bintang yang paling cepat mati …
Kau bagaikan bintang dimataku, yang paling terang
bagiku. Namun kapan cintaku akan mati?
Mengapa cintaku tetap ada bila ku tak pernah
tercipta tuk memilikinya?
Haruskah aku menunggu … *lagi?
Minggu, 17 Februari 2013
My Quotes
Lama nih aku nggak posting, tapi akhirnya sekarang posting juga ^^V. hemm ... kata kata diatas asli buatan pemilik blog ini sekaligus dari pengalaman hidup. hihihi ^^V
;sasdsf
Jumat, 28 Desember 2012
Sebatas Mimpi
Seakan duka tak pernah tercipta
seakan kisah hanya canda dan tawa
semua air mata-kan segera sirna
ketika tawamu memancarkan indahnya
walau ku melangkah jauh tanpamu
kucoba anganku tuk melepas bayangmu
namun hatiku-kan tetap merengkuhmu
Cintaku satu untukmu
Kupercaya akan ada saatnya
ketikan cinta yang ada tak sia sia
lubang dihati kan segera pergi
dan cinta ini menjadi abadi
Namun satu nyatanya
Walau sesungguhnya ku tak terima
kita takkan pernah sejalan
Semua hanya sebatas persahabatan
sebatas kenangan terjalin angan angan
bersamamu hanyalah impian
kau temukan cinta yang nyata
dan ku tau kita takkan bersama
biarkan cinta ini tetap disini
seakan hati ingin membunuh diri
karnamulah ku bertahan sejauh ini
ijinkan ku menikmati permainan ini
bila ini kisah indahmu
yang terbaik untukmu
takkan ku mencegahmu
dan tetap disampingmu
Bila mungkin tuhan tak mengijinkanku
Menggenggam tanganmu sejauh itu
Tuliskanlah kisah yang indah
Tanpaku dan bersamanya
takkan ku lepas bayangmu
biarkan kau hidup dihatiku
hingga ku temukan sosok lain dirimu
walau mungkin itu mimpi kelamku
#pengalaman :")
Short Quotes
"pergilah bersamanya bila itu membuatmu bahagia walau tanpa aku :')"
seakan kisah hanya canda dan tawa
semua air mata-kan segera sirna
ketika tawamu memancarkan indahnya
walau ku melangkah jauh tanpamu
kucoba anganku tuk melepas bayangmu
namun hatiku-kan tetap merengkuhmu
Cintaku satu untukmu
Kupercaya akan ada saatnya
ketikan cinta yang ada tak sia sia
lubang dihati kan segera pergi
dan cinta ini menjadi abadi
Namun satu nyatanya
Walau sesungguhnya ku tak terima
kita takkan pernah sejalan
Semua hanya sebatas persahabatan
sebatas kenangan terjalin angan angan
bersamamu hanyalah impian
kau temukan cinta yang nyata
dan ku tau kita takkan bersama
biarkan cinta ini tetap disini
seakan hati ingin membunuh diri
karnamulah ku bertahan sejauh ini
ijinkan ku menikmati permainan ini
bila ini kisah indahmu
yang terbaik untukmu
takkan ku mencegahmu
dan tetap disampingmu
Bila mungkin tuhan tak mengijinkanku
Menggenggam tanganmu sejauh itu
Tuliskanlah kisah yang indah
Tanpaku dan bersamanya
takkan ku lepas bayangmu
biarkan kau hidup dihatiku
hingga ku temukan sosok lain dirimu
walau mungkin itu mimpi kelamku
#pengalaman :")
Short Quotes
"pergilah bersamanya bila itu membuatmu bahagia walau tanpa aku :')"